Selasa, April 05, 2011

SECANGKIR KOPI ASIN


Ini merupakan satu cerita paling romantis yang pernah saya dengar. Satu waktu saya mendengarkan Radio, dan secara kebetulan saya mendengarkan satu kisah romantis yang sampai saat ini masih saya ingat di dalam pikiran saya.

Kisah ini bermula di sebuah rumah sederhana, ketika suatu malam yang indah seorang kakak laki-laki mengajak temannya berkunjung kerumahnya, teman sang kakak merupakan lelaki yang tinggi, tampan, dan terlihat menyenangkan. Tak di sangka adik perempuan dari si kakak laki-laki tadi jatuh hati ketika tak sengaja melihatnya dari tirai jendela. Sang adik perempuan pun bergegas ke dapur, dan mengintip teman sang kakak yang duduk di ruang tamu dari tirai dapur. Gadis itu pun tersenyum dari balik tirai, memperhatikan teman kakaknya yang sedang duduk di ruang tamu.

Tiba-tiba kakaknya masuk ke dapur berniat membuatkan minuman untuk tamannya. Tapi di tahan oleh si adik, si adik berkata agar kakaknya kembali saja ke ruang tamu, karena dia yang akan membuatkan minuman untuk teman kakaknya. Gadis itu pun bergegas mengambil gelas dan menyeduhkan kopi untuk kakak dan teman kakaknya, selama ini gadis itu memiliki kebiasaan buruk yang sangat sulit di hilangkan. Yaitu tidak bisa membedakan garam dengan gula. Si gadis menagmbil toples di meja dapur, tanpa ragu ia menaruh beberapa sendok serbuk putih kedalam cangkir kopi, yang ternyata serbuk itu adalah garam. Dengan percaya diri si adik berjalan menuju ruang tamu, dan menyuguhkan dua cangkir kopi untuk kakak dan teman kakaknya yang saat itu menatap si gadis dengan tatapan yang berbinar, mereka berdua saling brtatapan, seakan ada gaya maghnet di antara keduanya. Tatapan keduanya terhenti ketika si gadis berkata.. “ini mas, kopinya silakan di minum” sang kakak hanya tertawa kecil, karena ia sudah tahu kebiasaan adiknya yang tidak bisa membedakan mana gula dan mana garam. Tentu sang kakak tahu persis pasti kali ini, adiknya salah memasukkan gula. Sang kakak kembali tertawa kecil dan membiarkan temannya meminum kopi tersebut, dengan harapan temannya akan menyemburkan kopi tersebut karena rasanya yang asin. Laki-laki tadi langsung meminum kopi tersebut, teguk demi teguk.. ia terlihat sangat menikmati kopi tersebut dan kemudian berkata “luar biasa.. kopinya enak sekali.. baru kali ini saya meminum racikan kopi yang seenak ini..” sang gadis pun tersenyum dan sangat bangga, untuk pertama kalinya ia di berikan sanjungan atas kopi yang ia buat. Sang kakak yang mendengar hal tersebut, setengah kebingungan, dan ikut mencicipi kopi yang di sediakan untuknya, hanya sedikit, dan ia mengernyitkan alisnya menahan rasa asin di lidah. Di dalam pikirannya terus bertanya-tanya lidah siapa yang salah.. namun ia tidak mempermasalahkannya, ia meninggalkan teman dan adik perempuannya berbincang di ruang tamu, karena ia melihat ada suatu getaran di antara mereka berdua.

Laki-laki tadi semakin rajin berkunjung ke rumah gadis itu, dan selalu di suguhkan secangkir kopi asin. Hingga hubungan mereka berlanjut ke jenjang pernikahan. Mereka menikah, kini hadir sepasang suami istri yang saling mencintai, sepasanga suami istri yang hidup bahagia, setiap pagi sang istri selalu menyediakan secangkir kopi asin untuk suaminya. Sang suami selalu meminum kopi tersebut dengan senyuman, meminum teguk demi teguk dengan penuh kenikmatan. Setiap hari, hingga berlangsung selama 40 tahun, selalu demikian, secangkir kopi asin di pagi hari. Mereka di karuniai 2 orang anak, Tak pernah sang suami mengeluh atau menjelekkan istrinya, apa lagi bertengkar. Demikian juga dengan sang istri yang selalu melayani sang suami dengan penuh ketulusan. Sampai tak pernah satu cangkir kopi pun absent dari hari-hari mereka.

Hingga di umur 65 tahun sang suami menderita sakit keras dan berbaring di rumah sakit. Satu minggu ia koma, dan tidak juga ia siuman, satu minggu pula sang istri setia menemani sang suami di rumah sakit, bersama satu cangkir kosong yang ia letakkan di dekat suaminya, dengan harapan ia bisa membuatkan secangkir kopi lagi untuk suaminya ketika ia sehat nanti. Namun di hari ke tujuh, ia tak juga siuman. Hingga satu waktu dokter menyatakan bahwa nyawanya sudah tak tertolong lagi. Dan ia wafat. Sang istri bersedih dan menangis pilu. Air mata mengalir di sela-sela kulit wajahnya yang kini mulai keriput. Pesan terakhir suaminya adalah, agar ia membaca buku harian suaminya yang pernah di tulis ketika muda dulu. Sang istri mulai membuka buku tersebut, hingga sampai di satu halaman di malam pertama kali mereka bertemu, di malam pertama kalinya sang suami mencicipi secangkir kopi asin. Di sana tertulis satu rangkaian kalimat yang di garis bawahi, dan di beri tanda kutip

“sebenarnya saya tidak menyukai kopi asin, tapi karena cinta, saya terus meminumnya. Karena cinta saya jadi terbiasa, dan karena cinta kopi yang asin pun menjadi manis..”

Sang istri kembali menangis, dan semakin terharu. Ia semakin bisa merasakan bahwa cinta suaminya begitu dalam. Bahwa cinta suaminya bukan karena satu kecocokan, tapi karena pengorbanan. Untuk saling menjaga hati dan perasaan.

0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

untuk menggunakan emotion di bawah, silakan masukkan kode di samping emoltion.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com