Kali ini saya akan mereview sejenak, mengingat berbagai hal mengenai masa lalu, salah satunya adalah mengenai hoby saya yang paling utama yaitu menulis, hmm... kalau inget waktu kelas 2 SMA, saya ingat masa itu adalah masa dimana perjuangan hidup saya di mulai, masa dimana untuk pertaman kalinya saya mencoba mencapai target besar, membuat sesuatu yang sekiranya menarik, dan bisa di sukai orang, sesuatu yang tidak mudah untuk di buat, sesuatu yang membutuhkan pengorbanan besar untuk membuatnya. Itu adalah sebuah novell. Dengan tekad bulat, nan gigih saya berjuang menulis lembar demi lembar, hingga terkumpul 287 halaman, hmmm.. novel yang cukup tebal, untuk menyelesaikannya, saya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, sambil mengisi waktu luang saya, setiap hari saya habiskan 3-6 jam untuk duduk di depan komputer, berfikir, berimajenasi, dan kemudian menuangkannya ke dalam sebuah tulisan. Lembar demi lembar saya coba susun, agar menjadi satu kesatuan yang saling terhubung, mungkin kalau istilah IT database, PRIMARY kEY and INDEXnya... hihihi...
Satu buah novel selesai dalam waktu 3 bulan, saya beri judul “Dilemma kesendirian” novel ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang gadis yang sangat sulit, dari 10 pembaca, 8 diantaranya bilang mereka menitihkan air mata setelah sampai di ending.. yg 2 lagi no coment, karena nggak baca sampai selesai. Nggak berhenti sampai di situ, dengan adanya support yang besar dari temen2, akhirnya saya kembali menulis, hingga saya melanjutkan novel tersebut hingga berseri jadi 3. Berhubung waktu itu saya lagi terinspirasi sama novel-novel berseri karya Fira Basuki, dan Dewi Lestari. Jadi ya.. saya dapet ide untuk bikin novel tersebut, jadi TRILOGI. “dilema kesendirian”.
Beehh.. dahsyat, novel pertama, saya kasih judul ‘dilema kesendirian’ novel kedua, ‘Sisi terbalik’, dan novel ketiga ‘langkah separuh’, dengan semangat yang bulat dan tekad yang membara, saya terus menulis novel yang kedua, yaitu sisi terbalik, mengenai kelanjutan hidup gadis kecil yang di depresi karena di tinggal sendiri, dan kemudian mendapatkan sesuatu yang baru, dan hidup kembali menjadi wanita yang lebih kuat. Terus terang sering kali saya lelah menulis lembar demi lembar, kehabisan inspirasi, sampai saya kesal gara-gara komputer nge-hange.. n nggak bisa save data.. (maklum, RAM 128mb, processor pentium 3, hihihihh.) tapi saya mencoba untuk terus bangkit, dan berusaha, yang saya bayangkan saat itu adalah, ketika novel saya berdiri di jajaran rak buku, di antara buku penulis-penulis ternama, beraromakan wangi buku baru di cetak, masih hangat, enak di lihat. dan di cari oleh para pecinta novel. Sehingga dengan begitu saya semakin bersemangat untuk menulis, menulis, dan terus menulis. Hingga akhirnya novel kedua selesai dan hadirlah ‘sisi terbalik’ dengan tebal 225 halaman. Hmm... novel ketiga pun dengan semangat saya kerjakan. Namun di tengah jalan, saya berfikir untuk mencoba menerbitkan 2 novel sebelumnya. Saya pun memberanikan diri datang ke GRASINDO. Mengajukan agar novel saya bisa di terbitkan, saya sangat yakin novel saya bisa di terbitkan, karena kualitasnya saya rasa sudah di atas novel-novel remaja lainnya. tapi naas, 2 minggu kemudian, novel tersebut, di kembalikan.. dan di sertakan tulisan “maaf, buku anda belum memenuhi kriteria penerbit PT GRASINDO” sangat menyedihkan, tidak ada komentar, kritik, saran atau apa pun yang di sertakan, “dimana kesalahan saya..?” bagaimana saya bisa introspeksi diri, kalau bukan dari kritik dan saran, saya mencoba menelpon bagian editor yang saat itu menerima buku saya, tapi tidak pernah di angkat, saya SMS juga tidak di balas. Sekali-kali mengangkat telepon saya, dengan jawaban yang kurang enak di dengar. Bahwa “dia tidak tahu menau, itu adalah keputusan penerbit”. Sangat menyedihkan novel yang susah payah 6 bulan saya kerjakan hanya berakhir sia-sia.. seakan tidak di pandang. Sejak saat itu saya sangat terpukul, saya sangat kecewa, namun ingin terus menulis, agar bisa membuktikan bahwa saya bisa menjadi seorang penulis. Tapi di pertengahan kelas 2, karena kemampuan saya, saya pun di rekrut oleh oraganisasi jurnalistik di SMA saya, hingga akhirnya saya fokus di sana dan kurang ada waktu untuk menulis novel, novel ketiga pun terabaikan, berhenti di tengah jalan. saya lebih cendrung memajukan ekskull dari segi karya tulis mading dan majalah. Sampai saya menduduki posisi teratas organisasi tersebut yaitu pemimpin redaksi, dan dari sana saya mendapatkan begitu banyak pengalaman, hingga saya cukup menguasai berbagai hal mengenai jurnlistik seperti karya tulis, Design, Fotografi dan banyak hal lain. Kalau perjuangan selama di organisasi saya ceitakan juga, h,mmm bisa jadi terlalu panjang.. jadi lain waktu aja, cerita masalah organisasi. Hihihi sampai saat ini, saya masih membimbing anak2 di oraganisasi tersebut setiap hari minggu.
Yang pasti novel itu akan menjadi kenangan besar bagi hidup saya, dimana saya belajar berjuang, dan harus kecewa. Namun kekecewaan itu tidak mematahkan semangat saya dalam berkarya. Mungkin Allah punya kehendak lain. Terbukti saat ini, justru saya malah menjadi mahasiswa IT, dan berperan di bisnis berbasis creativitas. Hidup ini adalah misteri, terus di jalani, dengan penuh tawakal, yang penting kita terus ihtiar.. agar Allah senantiasa memberi jalan yang terbaik, dan lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar
untuk menggunakan emotion di bawah, silakan masukkan kode di samping emoltion.