Manusia dan Keindahan

Manusia dan keindahan, keindahan seringkali di tafsirkan menjadi banyak hal, keindahan secara fisik (lebih kearah perempua), keindahan menjalani hidup, atau keindahan alam semesta, menyangkut bagian dari bab sebelumnya yaitu manusia dan penderitaan, maka manusia dan keindahan di tafsirkan dalam artikel ini sebagai keindahan hidup yang di jalani. Sehingga keindahan hidup seringkali di takar secara finansial, atau dari segi harta yang di miliki oleh seseorang, dengan banyaknya harta yang kita miliki, maka segala sesuatu akan menjadi mudah, segala sesuatu menjadi lebih mudah, di pandang hidup yang indah dan di idam-idamkan banyak orang, namun tidak semua kekayaan itu menjadi indah, apabila kekayaan itu tidak di dukung dengan keindahan keluarga, maka semua itu tidak akan berarti karena di masa sekarang ini, banyak orang yang memiliki harta berlimpah tapi hidupnya menderita, karena keluarganya kacau balau, istrinya selingkuh, anaknya menggunakan obat terlarang, keluargnya tak pernah tentram, maka hal demikian tidak akan menjadi suatu keindahan hidup meski harta yang di miliki begitu banyak.

Rekreasi seringkali menjadi suatu keindahan tersediri dalam keluarga, karena banyak orang yang mencari uang setiap hari, dan menggunakannya untuk akhir pekan, demi membahagiakan keluarganya, karena kebahagiaan keluarga merupakan kebahagiaan kita juga, dan hal tersbut bisa di lakukan dengan banyak cara, dengan liburan yang mengeluarkan biaya besar, atau liburan yang murah meriah, seperti ke taman kota dan tempat-tempat gratis lainnya,

Yang terpenting semua itu adalah bisa memberikan kebahagiaan dan keindahan hidup bagi seseorang sehingga keindahan itu tidak dapat di ukur secara finansial, kare na keindahan bisa di miliki oleh siapa nsaja, tergantung bagaimana mereka mengaplikasikannya ke dunia ini, harta banyak tidak akan ada artinya jika kita tidak bahagia. Maka lebih baik hidup berkecukupan tetapi memiliki keindahan dunia. Karena bagaimana pun tujuan seseorang mencari uang adalah agar hidupnya indah dan bahagia, bukan malah sebaliknya, penderitaan yang di dapat.